Modernis.co, Jakarta – Pasca pemilu 2019 terselenggara, dua lembaga negara yang memiliki tugas sebagai penyenggara pemilihan umum KPU dan pengawas pemilu yaitu Bawaslu mendapatkan banyak sorotan oleh publik karena kinerja dalam mengawal pemilu 2019 dinilai negatif karena disinyalir melakukan banyak kecurangan demi memenangkan salah satu pasangan calon.
Karena penilaian ini, KPU dan Bawaslu harus melakukan banyak klarifikasi untuk agar kepercayaan masyarakat tidak surut, apalagi isu terkait kecurangan sudah banyak ditemui di lapangan. Terlebih dengan panasnya konstalasi politik akibat hasil real count yang belum ketahuan hasilnya, sehingga muncullah istilah presiden quick count dan presiden real count.
Melihat kasus ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah secara serentak memberikan apresiasi besar terhadap kinerja kepada KPU dan Bawaslu. Melalui pernyataan ketua umum DPP IMM Najih Prasetyo mengatakan bahwa KPU dan bawaslu sudah bekerja maksimal.
Dengan sistem pemilu serentak seperti ini yg pertama kali dilakukan tdk mungkin berjalan sempurna. Sehingga sudah pasti akan banyak kekurangan. Najih bahkan mengatakan bahwa kekurangan yang terjadi saat ini tidak berarti itu buah dari kecurangan.
Menurutnya, KPU dan bawaslu jalan dengan koridor hukum, maka apabila ada yg dianggap melanggar maka harus di tindak secara hukum pula. Tidak perlu menyebar asusmsi bahwa pemilu gagal atau curang karena kinerja KPU dan Bawaslu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. (Lim)
Redaksi
Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!
Kirim Tulisan Lewat Sini